LUWU UTARA - Menjelang pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) serentak tahun 2024. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Luwu Utara (Lutra) secara resmi menerima delapan belas bendera Partai Politik (Parpol) peserta pemilu yang tiba dari KPU Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) acara Kirab pemilu. Kegiatan ini berlangsung di Taman Siswa (Tamsis) masamba Kamis, 27/7/2023.
Acara serimonial penyerahan delapan belas bendera parpol tersebut dilakukan oleh Komisioner KPU Provinsi Sulteng Nisbah bersama Komisioner KPU Kabupaten Poso, Morowali dan Morowali Utara didampingi sejumlah pejabat KPU Kabupaten Poso, Morowali dan Morowali Utara kepada Komisioner KPU Provinsi Sulsel Ahmad Adiwijaya bersama Ketua KPU Luwu Utara Hayu Vandy didamping komisioner KPU Lutra dan Luwu Timur yang berlangsung penuh khidmat dan meriah.
Baca juga:
Negara Sakit, Anies Hadir Membawa Perubahan
|
Dalam sambutannya Ketua KPU Luwu Utara Hayu Vandy mengatakan bahwa Kirab ini adalah kegiatan nasional inovasi program KPU Republik Indonesia (KPU-RI) semangatnya adalah untuk memberikan sosialisasi tentang pelaksanaan pemilu yang sebentar lagi akan dimulai.
Selain itu sebut Hayu Vandy Kirab pemilu ini adalah salah satu metode sosialisasi untuk memberikan edukasi, agar partisipasi masyarakat dapat meningkat dalam menggunakan hak suara dalam Pemilu serentak 2024.
Baca juga:
Rekam Jejak Anies di Jakarta
|
"Alhamdulillah kabupaten Luwu Utara adalah salah daerah disulsel yang mendapat giliran untuk menerima Kirab pemilu dalam zona tujuh yang telah melintasi sejumlah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia, sehingga merupakan kebanggaan kita bersama" Jelas Hayu.
Kata dia Hayu Vandy, setelah menerima delapan belas bendera parpol pihaknya akan terus melakukan sosialisasi kepada sejumlah segmen pemilih selama tujuh hari dibeberapa titik wilayah di Kabupaten Luwu Utara dan selanjutnya Kirab pemilu akan dilanjutkan ke KPU Kota Palopo. Kirab pemilu ini akan masih melewati sembilan Provinsi dan empat puluh empat Kabupaten dan Kota di Indonesia.
Baca juga:
Tony Rosyid: Komunikasi Yes, Koalisi No
|
Dalam kegiatan acara
seremonial kirab ini Hayu juga menyampaikan dari delapan belas parpol peserta pemilu, hanya ada tiga belas parpol yang mengajukan calon anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) di Kabupaten Luwu Utara. Selain itu Hayu menjelaskan bahwa sistem yang dibangun pada pemilu tahun 2024 pendekatannya adalah basis digitalisasi, sehingga ini menjadi tantangan kita bersama.
Diakhir sambutannya Hayu Vandy mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran KPU provinsi Sulteng, KPU Kabupaten Poso, Morowali, Morowali Utara yang telah mengantarkan Kirab pemilu hingga tiba di Lutra.
Baca juga:
Tony Rosyid: SBY Bukan 'Bapak Plin Plan'
|
Ditempat yang Komisioner KPU Sulteng Nisbah mengatakan Kirab pemilu merupakan wahana sosialisasi dalam rangka untuk mendekatkan pemilu kepala rakyat.
Lanjut kata dia, dalam pemilu dibutuhkan partisipasi masyarakat agar hasil pemilu tersebut mendapat legitimasi agar pemimpin yang terpilih akan menjadi kuat.
Baca juga:
100 Anak Muda Bawa Ide
|
"Jadi dalam pemilu itu pasti ada perbedaan karena merupakan hal yang sosiologi dapat terjadi secara alami karena faktor kepentingan" jelas Nisbah.
Perbedaan yang tajam terjadi dalam satu kelompok dalam pemilu adalah sesuatu hal buka yang hakiki, hal tersebut terjadi karena dibungkus dengan kepentingan, sehingga pemilu sebagai sarana interaksi bangsa mari kita wujudkan pemilu yang aman, damai dan tenteram.
Dalam penyampaiannya Ia juga mengatakan bahwa dalam pemilu sulit untuk menghindari polarisasi pengaruh informasi yang sangat pesat melalui media sosial yang didalamnya ada berita bohong atau hoax dan politik identitas.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat hajat hidup kita ini ditentukan oleh politik. Masyarakat, kita minta untuk tetap berpartisipasi dalam mensukseskan Pemilu tahun 2024. Karena dengan pemilu ini, kita masyarakat, bisa menentukan nasib kita 5 tahun yang akan datang meskipun sulitnya menghindari perbedaan pilihan.
Senada dengan itu Komisioner KPU Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) divisi Teknis Penyelenggaraan Ahmad Adiwijaya mengatakan
pemilu adalah arena konflik yang dianggap legal dan sah untuk mencapai kekuasaan tidak boleh menggunakan instrumen kekerasan, baik kekerasan fisik maupun membuat berita-berita bohong atau hoax melalui media sosial.
Mantan Komisioner KPU kota Palopo ini juga mengingatkan bahwa KPU adalah lembaga yang mengelola konflik kepentingan, sehingga dituntut agar selalu menjaga integritas dan Kode Etik sebagai penyelenggara pemilu.
Ia juga berharap kepada KPU Lutra melalui Kirab agar terus melakukan sosialisasi pendidikan pemilih pendekatan pemilu di berbagai segmen pemilih.
Sementara Sekretaris dearah kabupaten Luwu Utara Armiadi mengatakan bahwa pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih pada pemilu tahun 2024 mendatang, sehingga KPU sebagai penyelenggara harus siap.
Armiadi melanjutkan, meskipun KPU sudah melakukan sosialisasi secara massif bersama jajaran itu belum mampu untuk menyukseskan pemilu tanpa didukung oleh semua pihak dan stakeholder.
Pihaknya selaku pemerintah daerah menyambut baik pelaksanaan kegiatan Kirab ini sebagai sarana komunikasi informasi tentang pelaksanaan pemilu.
Ia juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh tim yang telah hadir di Luwu Utara untuk mengantarkan Kirab pemilu dan mengharapkan kepada masyarakat agar menyambut baik peserta rakyat demi suksesnya pemilu tahun 2024 mendatang.
Hadir dalam kegiatan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Pimpinan SKPD Luwu Utara, Pimpinan partai politik se kabupaten Luwu Utara, Ketua dan Anggota PPK dan PPS se Kabupaten Luwu Utara, toko Agama, adat, ormas dan pers.
Dalam rangkaian acara seremonial penyerahan kirab disambut dengan sejumlah tarian tradisional Luwu Utara dan dilanjutkan dengan deklarasi dan penandatanganan deklarasi bersama dengan semangat pemilu sebagai sarana integrasi bangsa. (Iqbal)